Thursday, April 24, 2008

Elan Jelan “si Pembuat Perahu”


Di dunia ini, kehidupan manusia tidak ada yang sama. Ada yang memiliki kekayaan yang lebih tapi ada juga yang kurang. Terkadang seorang yang kaya bisa berbalik 1800 menjadi miskin, itu semua misteri Tuhan. Tetapi, bila kita mau terus mengusahakan yang terbaik maka kehidupan kita pun akan jadi lebih baik.

Jakarta, kota metropolitan sekaligus ibukota negara Indonesia penuh dengan hingar bingar kemewahan dan modernisasi di segala bidang. Semua aktifitas pemerintahan terjadi di Jakarta. Di tengah semua kenyamanan dan kenikmatan yang kita dapat, masih ada orang yang tak bisa merasakan hal itu.

Seperti pak Elan Jelan, seorang pembuat perahu yang tinggal di daerah perkampungan nelayan, Cilincing, Jakarta Utara. Ia lahir di kampung halamannya, Indramayu. Di usia 14 tahun, ia berhenti sekolah. Sejak saat itu, ia mulai membantu ayahnya yang bekerja sebagai pembuat perahu.

2 tahun kemudian, pak Elan Jelan dan orangtuanya pindah ke Jakarta. Setelah orangtuanya meninggal, ia yang meneruskan usaha ayahnya. Dalam pengembangan usahanya ini, ia pernah mengalami hambatan, saat menghadapi krisis moneter, dan ia pun bangkrut. Ia sempat menganggur dan akhirnya terpaksa menjadi seorang tukang batu di sebuah pertambangan. Walau sudah bekerja keras, penghasilannya ini masih tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka ia pun memutuskan untuk bekerja sebagai ‘kenek’ tukang bangunan, karena penghasilannya sedikit lebih baik.

Setelah beberapa tahun, ia berhasil mengumpulkan modal untuk kembali menggeluti pekerjaan awalnya sebagai pembuat perahu. Ia memulai usahanya sendirian dan lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sampai sekarang pun ia masih menjadi seorang pembuat perahu, pekerjaan yang hampir jarang ditemukan di Jakarta.

Sampai sekarang ia telah memiliki 4 anak. Kebutuhan hidup terus mendesak mengakibatkan anak lelaki pertamanya harus putus sekolah dan hanya mengeyam pendidikan sampai SD. Ketiga anaknya yang lain pun tidak bersekolah. Sungguh malang nasib pak Elan Jelan.

Harga tiap perahu berkisar 8 jutaan, tapi permintaan akan pembuatan perahu tidak datang terus menerus. Penghasilannya itu belum bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sekarang. Belum lagi bahan-bahan seperi kayu, harus ia siapkan sendiri. Tak jarang pak Elan Jelan merugi akibat permintaan konsumen yang berubah-ubah.

Untung saja,ada sebuah les gratis yang diberikan oleh anak-anak SMA Santa Ursula sehingga ketiga anaknya yang tidak bersekolah itu bisa sedikit merasakan pendidikan.

Demi terus berusaha memperbaiki perekonomian keluarganya, pak Elan Jelan yang hanya dibantu oleh satu anak lelakinya itu, rela pergi ke luar kota sperti Blitar, Jawa Tengah, Cianjur, dan Tangerang demi mengejar pekerjaan. Sekarang yang terpenting baginya, ia dan keluarganya bisa terus melanjutkan hidup.

Semoga kerja keras yang ia lakukan bisa membuahkan hasil yang menggembirakan dan bisa menyekolahkan anak-anaknya yang masih kecil, dan semoga kehidupannya bisa menjadi lebih baik.

oleh: Stevanny W./28_Vania/30 (x4)

No comments: