Hidup ini ternyata nggak semudah menepok nyamuk.. Kenapa menepok nyamuk? Karena jika semudah membalikkan tangan itu terlalu kecil, sedangkan untuk menepok nyamuk itu membutuhkan energi yang lebih besar..
Tapi hidup ini ternyata nggak semudah menepok nyamuk juga.. Karena dengan menambah energi pun belum bisa dibandingkan dengan perjuangan untuk hidup..
Istilahnya hidup itu lebih berat daripada yang kita bayangkan..
Istilahnya hidup yang kita tahu berat itu, nggak seberat perjuangan mereka yang miskin..
Istilahnya hidup yang sering kita keluhkan itu, hanya 1 % dari keluhan mereka..
Saat pagi hari, di mana biasa aku duduk di mobil untuk berangkat ke sekolah.. Aku melihat seorang Bapak hansip, berdiri di jalan seolah-olah berteriak, “Aku lelahh…” Dengan berseragam hijau – hijau, terlihat kantung matanya yang begitu besar, membuktikan betapa ia mengantuk..
Melihat mereka yang miskin dan tak bisa hidup layak..
Mungkin baru pertama kali ini aku rasakan dan dengarkan cerita-cerita mereka. Bagaimana cara untuk bisa terus hidup. Benar-benar bertahan hidup dengan keterbatasannya di tengah-tengah zaman yang semakin modern ini.
Bagaimana seorang Bapak mencari uang, peluh yang dirasa, kantuk yang menyerang, dan beban yang HARUS ditanggung..
Di pundaknya bagaikan terdapat 1000 ton karung yang harus dipanggulnya.. Ke mana pun dia pergi terasa beban yang ditahannya..
Kata-katanya yang lemah di kala menjawab pertanyaan..
Matanya yang berair di kala mengingat keluarganya..
Senyumnya yang terpaksa di kala dia berkata “Hidup sengsara sedikit.. Memang jadi orang susah ya begitu.”
Lalu, apa yang biasa aku lakukan?
Seringkali aku berpikir, ”Dia itu kan CUMA .... ” atau ”Dia itu kan HANYA...
Memang kehidupanku sebagai seorang siswi SMA di salah satu sekolah bergengsi di Jakarta tidak bisa dibandingkan dengan mereka.
Aku senang, mereka tidak senang..
Aku diantar jemput naik mobil, mereka hanya jalan kaki..
Aku punya berpuluh-puluh pasang sepatu, mereka hanya punya 1 pasang..
Aku punya rumah layak berAC, mereka hanya punya rumah triplek ingin roboh..
Aku punya handphone, mereka hanya punya telepon umum..
Aku punya makanan berlimpah, mereka hanya punya beras 5 liter 1 bulan..
Ataupun..
Mereka sangat sulit untuk mengorbankan uang seharga 7000 untuk membeli minyak tanah, sedangkan aku dengan mudahnya membuang uang sebesar 7000 untuk jajan..
Sang Ayah harus berkerja 24 jam dulu untuk mendapat makan, sedangkan aku, tinggal berteriak ke pembantu untuk menyediakan makanan..
Mereka hanya dibelikan 2 stel pakaian setahun.. Sedangkan aku mempunyai 1 atau 2 lemari pakaian, dan aku hanya memakai setengah dari yang aku punya, sedang yang setengah lagi hanya sebagai pajangan..
Tuhan..
Tidakkah itu keji?
Bagi kita sekarang, kita mengasihani mereka..
Bersedih, prihatin, dan ikut turut berempati..
Tapi bisakah kita benar-benar memperjuangkan hidup layaknya mereka berjuang hidup?
Benar-benar memperjuangkan segala kelayakan, kesejahteraan, keamanan, kepintaran, kemewahan yang kita punya..
Benar-benar berjuang untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik daripada mereka yang tidak seberuntung kita..
Dengan adanya pengalaman ini, aku bisa lebih membuka mataku.. TIDAK.. Mata hatiku.. agar itu tadi, supaya bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik daripada mereka yang tidak seberuntung aku..
Dengan lebih menghargai dan menghormati hidup ini.. Tidak melewati begitu saja peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan hidup..
Tidak mengganggap mereka yang miskin itu hanya orang yang tidak penting, melainkan mengganggap mereka salah satu bagian dari hidup kita..
Menjadi contoh untuk kita berefleksi terus dan terus akan hidup kita yang sudah layak..
Menjadi contoh untuk kita bisa membuat hidup kita menjadi lebih dan lebih indah..
Menjadi contoh untuk kita benar-benar berjuang menghadapi hidup..
Menjadi contoh untuk kita tegar, bertahan, dan kuat untuk menghadapi segala rintangan dan cobaan yang tidak sebesar ringtangan dan cobaan mereka..
Menjadi contoh untuk kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik..
Kita hanya perlu berusaha lebih keras daripada biasanya..
Kita hanya perlu melangkah lebih besar daripada biasanya..
Kita hanya perlu bertahan lebih kuat daripada biasanya..
Yaa..
Inilah HIDUP
Jeannie
X4-9
Saturday, April 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment