Saturday, April 26, 2008

Hidup kita ini....

Kata ‘kemiskinan’ memang sering terdengar oleh kita. Sebenarnya apa itu kemiskinan? Apakah kita benar-benar paham apa itu kemiskinan? Ada tulisan yang bekata ‘Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup’(dari wikipedia). Adapula orang yang berkata miskin berarti tidak beruang ada juga yang berkata miskin berari tak berilmu, tetapi apa sebenarnya bentuk nyata kemiskinan dalam hidup kita sahari-hari? Seperti apakah itu kemiskinan?

Dalam tugas religiositas ini saya diberi tugas untuk melihat bentuk kemiskinan dalam kehidupan kita. Di mana dalam tugas ini kemiskinan lebih terfokus pada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Setelah mewawancarai seorang pedagang pecel, saya sadar akan apa itu kemiskinan dan bagaimana itu kemiskinan. Walau tentunya semua orang tidak menginginkan kemiskinan tetapi tentu hidup ini bukan dipilih dan ditentukan oleh kita sendiri adakalanya seperti ban kempis dimana kita harus berada dibawah dan mengalami kesulitan seperti kemiskinan itu. Bukan karena kita malas tetapi itulah ditentukan untuk terjadi.

Ibu Yati, seorang pedagang pecel, walau sudah bekerja keras sepanjang hari berdagang tetap tidak dapat memeuhi kebutuhan hidupnya. Ia terus berjuang tanpa menyerah dan tanpa mengeluh menghadapi kemiskinan yang menimpa dirinya. Walau ia terus menantikan rejeki yang dapat memutar hidupnya. Melihat hal ini hati saya serasa ditusuk-tusuk, hanya dapat merasa iba tanpa bisa menolong. Apa yang dapak saya lakukan jika saya sendiripun masih bergantung pada orang tua?

Kembali terpikir oleh saya mengenai kutipan tadi, kemiskinan adalah sebuah masalah. Dan karena itulah tentu ada penyelesaiannya. Tapi bagaimanakah caranya mengatasi masalah tersebut? Yang terpikirkan oleh saya pertama kali adalah dengan memberi santunan. Tetapi sebenarnya apakah hanya dengan santunan dapat membantu mereka? Jawabannya tidak. Untuk menghadapi kemiskinan itu kita harus menghadapinya dari dasar, bersama-sama. Contoh yang paling mudah diberikan adalah dengan membuka lapangan kerja bagi mereka dengan gaji yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Dari sisi lain saya melihat kemiskinan, saya merasa sangat bersyukur akan kehidupan yang diberikan Tuhan kepada saya. Saya pun sadar kesulitan yang saya hadapi dalam hidup ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan mereka yang harus menghadapi kemiskinan. Karena itulah saya akan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi sehingga dengan begitu akhirnya dapat menolong mereka yang jatuh dalam kemiskinan. Saya juga bertekad untuk tidak lagi mengeluh dan selalu berusaha dengan segenap tenaga saya hingga tetes darah terakhir.

Denise
X4 - 6

No comments: