Wednesday, April 23, 2008

Kemiskinan di Tengah Kehidupan Kita

Kemiskinan memang sudah tak asing lagi di telinga kita. Apalagi, di negara Indonesia yang sangat banyak penduduknya, beragam latar belakang, budaya dan agama. Diantaranya, ada berjuta-juta penduduk yang tergolong dalam kategori miskin. Miskin yang dimaksudkan adalah hidup dalam keterbatasan ekonomi, dimana mereka mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, bahkan beradadalam kondisi serba kekurangan.

Salah satunya, adalah Pak Elan, seorang pembuat perahu yang tinggal di daerah Cilincing Jakarta Selatan. Saya dan seorang teman saya telah mewawancarainya. Kini saya mengetahui kehidupannya, pekerjaannya dan sebagian kecil dari suka duka yang telah ia alami sepanjang hidupnya.

Sejak kecil, ia dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang bisa dibilang tidak berkecukupan. Untuk mendapatkan makanan mereka harus berjuang dengan keras terlebih dahulu. Sejak orang tuanya meninggal, Pak Elan meneruskan usaha ayahnya untuk membuat perahu. Namun tak selamanya usaha ini berjalan dengan mulus. Ia pernah mengalami bangkrut. Ia mencari pekerjaan lain. Namun karena ia hanya mengenyam pendidikan hingga bangku sekaloh kelas 4 SD, maka pekerjaan yang bisa ia dapat hanya sebagai tukang batu, kemudian tukang bangunan. Hingga akhirnya ia dapat mengumpulakan modal untuk kembali bekerja sebagai pembuat perahu hingga saat ini.

Kini ia telah memiliki keluarga dan 4 orang anak. Beberapa diantaranya tidak sanggup ia sekolahkan, hingga akhirnya putus sekolah. Untuk makan dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Pak Elan harus bekerja keras, dengan tekun dan ulet, agar para pelanggan mempercayainya untuk membuat perahu. Lagipula, ada kalanya orderan perahu sepi, bahkan sangat sulit untuk mendapat keuntungan. Tapi, usahanya dapat terus bertahan hingga saat ini, klarena usahanya yang gigih dan pantang menyerah demi melanjutkan kehidupan yang keras ini.

Itulah kisah singkat mengenai kehidupan salah seorang yang hidupnya berkekurangan. Di sekitar kita, masih banyak orang yang bernasib sama dengan Pak Elan, atau bahkan lebih buruk nasibnya. Mereka harus bekerja keras membanting tulang untuk dapat terus bertahan dalam kehidupan yang berat dibumi ini.

Dari wawancara langsung terhadap kemiskinan, saya mendapatkan banyak hal yang sebelumnya tidak saya ketahui. Sayajadi lebih mengenal kehidupan ini. Bahwa tidak semua orang hidupnya mudah, berkecukupan dan bahagia. Ada yang kaya yang dapat menikmati kemewahan tanpa harus bekerja terlalu keras, namun ada juga orang yang miskin, yang tetap berada dalam kekurangan walau telah berjuang keras.

Tapi, diatas semuanya itu, Tuhan hadir dalam kehidupan kita semua jika kita mengundang Tuhan untuk hadir dalam kehidupan kita. Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala perbedaan, ada yang kaya dan ada yang miskin. Bukan untuk membuat mereka menderita dan saling melecehkan. Namun untuk saling melengkapi satu sama lain.

Ada pula nilai-nilai yang saya dapatkan. Segala sesuatu dapat kita capai asalkan tetap berjuang dengan tekun dan gigih. Kita tidak mungkin mendapatkan hasil yang kita impikan jika hanya mengeluh dan terus mengeluh dengan kekurangan yang kita miliki. Di setiap usaha, pasti ada jalan, dan jangan lupakan Tuhan dalam setiap usaha kita. Campur tangan Tuhan pasti akan menbuahkan hasil yang terbaik. Karena Tuhan selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-Nya.

Kita juga tak boleh lupa untuk selalu bersyukur atas setiap berkat Tuhan yang kita terima. Baik suka maupun duka yang kita rasakan. Karena Tuhan telah menggambarkan rencana yang sangat indah bagi kehidupan setiap manusia, yang seringkali tidak kita sadari.

Maka kita semua, diharapkan untuk berbagi dengan yang miskin dan kekurangan. Tidak harus selalu berupa materi, tapi juga dapat berupa kasih dan perhatian bagi mereka yang membutuhkan. Sehingga mereka sadar bahwa masih banyak orang yang peduli kepada kehidupan mereka.



Vania X4-30

No comments: