Selama ini saya selalu berpikir bahwa 30ribu bukanlah jumlah yang amat banyak, bahkan cenderung sedikit. Dan kalau saya pergi ke toko buku atau restoran, sering saya menghabiskan uang lebih dari jumlah tersebut. Karena itu ketika saya tahu bahwa dengan 30ribu adalah biaya hidup satu hari bagi Yanto, ibu, dan adiknya, saya merasa cukup kaget. Dan dalam otak saya muncul perhitungan biaya makan, uang sekolah, keperluan hidup lain, biaya untuk kebutuhan mendadak, dan berbagai macam beban yang harus dibayar.
Saya merasa tersadar, banyak yang harus bekerja keras untuk hidup, dan saya betul-betul melihat bahwa , inilah "bekerja untuk sesuap nasi", bukan "bekerja untuk seonggok berlian"(biasanya ungkapan ini untuk mereka yang memaksakan diri bekerja keras padahal penghasilannya sudah lebih dari cukup).
Saya kagum dengan Yanto yang begitu tegar dan mau berusaha, tidak hanya meminta-minta di jalan, namun juga bekerja untuk mendapat penghasilan. Ia tetap mengusahakan adiknya bersekolah, dan mau berkorban untuk hidup keluarganya. Saya merasa banyak dari sifatnya yang patut dijadikan contoh untuk masa depan saya nanti. Semoga saja ia bisa berhasil meniti kehidupan yang lebih baik lagi dibanding sekarang, dan semoga bukan hanya dia, tetapi juga banyak orang lain di luar sana yang bernasib sama.
Saturday, April 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment