Thursday, April 24, 2008

Refleksi kemiskinan di sekitar kita

Pada hari Senin tanggal 21 April 2008 yang bertepatan dengan hari R.A Kartini, saya dan Putri mewawancarai seorang tukang sampah di kompleks rumah Putri di Jalan gading Indah 5. Saya dan Putri mewawancarai beliau sekitar 15 menit. Pada akhir wawancara saya dan Putri memberi beliau uang sejumlah 20 ribu sebagai tanda terima kasih.

Saya menyadari jika dunia tanpa seorang tukang sampah, bumi kita akan tercemar dengan baud an kotornya sampah. Bagi saya beliau merupakan pahlawan dan orang yang berjasa untuk bumi kita. Beliau yang memunguti dan memisahkan jenis-jenis sampah sehingga sampah-sampah dapat diatasi. Walaupun beliau melakukannya karena terpaksa, itu demi mendapatkan uang agar beliau dapat terus hidup. beliau hanya orang kecil yang dilupakan dan dijauhi hanya karena mereka dari rakyat kalangan bawah. Saya yakin mereka juga tidak ingin melakukan hal seperti itu, hal yang kita benci dan jijik untuk dilakukan. Setiap orang juga ingin mendapat pekerjaan yang layak dan gaji besar. Tapi apa daya, kemampuan yang terbatas dan nasib baik yang kurang berpihak pada mereka. Belum tentu kita mau memunguti sampah yang berserakan yang ada disekolah. Tapi mereka, sampah apapun yang dapat mereka temui dianggap sebagai rejekinya. Maka saya salut dan patut dihargai jasa-jasa mereka. Walaupun gaji yang beliau terima tidak banyak sebanyak usaha dan kerja keras mereka, tapi beliau tetap semangat untuk kerja agar dapat menghidupi keluarga mereka. Biarpun anak mereka sudah besar dan dapat mencari pekerjaan sendiri, belum tentu semua anaknya dapat pekerjaan bahkan pengangguran. Dan belum tentu hidup beliau dibiayai oleh anak-anaknya. Di hari tuanya, beliaupun masih harus bekerja walaupun pas-pasan. Bahkan kadang ia masih hidup dalam kekurangan, beliau harus memaksakan dirinya agar uang tersebut dapat mencukupi hidupnya selama sebulan.

Dari cerita kehidupan tukang sampah tersebut saya menyadari bahwa saya harus menghargai beliau apapun pekerjaannya, apalagi jika ia sangat berjasa dan mau melakukan pekerjaan yang tidak kita mau kerjakan. Saya sangat terkesan dengan kerja kerasnya untuk terus bertahan dengan pekerjaannya demi keluaganya. Belum tentu saya yang hidupnya 10 kali lebih layak dan enak dapat bertahan dengan masalah-masalah kecil yang saya hadapi. Contoh, jika ada banyak tugas dan ulangan saya sudah banyak mengeluh. Saya juga jadi tambah menghargai semua yang saya miliki, setidaknya hidup saya sudah enak dan layak. Saya mendapatkan semua yang saya butuhkan dengan mudah, tidak seperti mereka yang harus membuang-buang keringat terlebih dahulu. Walaupun mereka hidup miskin tapi mereka menghargai dan mensyukuri semua yang mereka miliki. Saya sadar bahwa saya harus lebih peduli dan peka terhadap orang-orang miskin yang ada disekitar kita. Setidaknya saya membantu usaha kerja keras mereka dengan menggunakan jasa mereka ataupun membeli dari hasil usaha mereka, misalnya membeli makanan yang mereka buat atau karya-karya yang mereka buat.


oleh:

Vinny (31)





No comments: