Setelah membaca artikel kemiskinan dan mewawancarai orang yang kurang mampu, saya merasa bahwa di kota besar ini terdiri dari beraneka ragam lapisan masyarakat. Tidak hanya yang mampu saja, tetapi juga masih banyak yang tidak mampu. Banyak sekali orang diluar sana yang bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, tetapi tetap saja penghasilannya tidak mencukupi untuk hidup. Padahal ia sudah berusaha dengan sangat keras.
Seperti yang dialami oleh Pak Ngadimin. Ia adalah seorang hansip yang kami wawancarai. Menurut hasil wawancara kami dengan beliau, penghasilannya selama sebulan sangatlah tidak mencukupi untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya. Tempat tinggalnya bahkan hanya sebuah rumah bedeng di dekat Taman Pemakaman Umum (TPU).
Saya merasa prihatin setelah mendengar cerita beliau. Hal tersebut semakin menyadarkan saya bahwa di kota besar ini tidak hanya orang berada saja yang dapat hidup, tetapi banyak masyarakat lapisan bawah yang berjuang mempertahankan hidupnya. Betapa sulitnya mereka mencari uang sehingga harus hidup pas-pasan. Mereka tak dapat berbuat hal lain selain mencari jalan mempertahakan hidupnya. Dengan tujuan awal yang ingin mengadu peruntungan nasib di Jakarta, hasilnya malah justru kebalikannya. Bahkan hidup mereka di desa lebih baik daripada hidup mereka sekarang ini. Ingin kembali ke desa, tetapi tidak mempunyai biaya untuk pulang. Akhirnya yang dapat dilakukannya hanyalah mempertahankan hidup mereka.
Pak Ngadimin hanyalah satu dari banyak masyarakat yang mengalami hal tersebut. Tetapi saya salut terhadap beliau yang tetap berusaha keras untuk mempertahankan hidupnya. Ia terus berjuang, bekerja keras membanting tulang untuk menghidupi anak istrinya.
Katha
X4-13
Saturday, April 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment